[CERPEN] CINTA BERSEMI DI KOTA NONSAN
Oleh: Anisha Hakim
Terlalu lama terbayang paras wajahnya. Sehingga dalam tidurkupun
merasa selalu ada ia dalam hidupku. Benarkah Pria itu yang selalu
memperhatikanku. Membuat hati ini semakin bertanya. Melalui goresan tangan ini
kudapat mencurahkan bagaimana isi hatiku ini.
“ Ya Tuhan,Tara. Bisakah kamu tidak mempermalukanku di
muka umum seperti ini”. Jawab Alysia menarik Tara dari keramaian.
Suasana
musim semi mulai terasa kembali di Negara besar seperti Korea Selatan saat ini.
Alysia merasa ia barulah beberapa hari meninggalkan Negeri sejuta K-Pop ini
namun saat kembali musim telah berganti. Untung saja sebelum terbang dari
Indonesia Alysia telah memperhitungkan musim apakah yang tengah hadir di Kota
besar ini.
“Ayolah Sia,aku sudah tak sabar membawamu ke kota nenekku.
Kuyakin kamu pasti menyukainya”. Ujar Tara mengejutkan lamunan Alysia saat
mereka telah memasuki bus.
“ Kamu ingin membawaku kemana Tara. Kau tahu saat kumenerima
email darimu aku bingung harus mengatakan apa kepada kedua Orangtuaku. Aku telah
berjanji pada mereka akan lama menghabiskan waktu liburan kali ini di Indonesia”.
Jawab Alysia tetap memandang kearah kerumunan taman Kota.
“ Sudahlah Sia-Shan kuyakin,kamu tak akan menyesal
mengikuti rangkaian susunan jadwal yang telah kuatur ini”. Jawab Tara kembali
berusaha menghadirkan tawa dibibir Alysia.
“ Baiklah,ya ya. Aku akan mengikuti segala rangkaian
idemu yang kurasa sangat berantakan ini”. Jawab Alysia asal.
“ Wah kamu jangan meremehkan sahabatmu ini Alysia,kamu tahu
aku kuliah pada jurusan Management agar aku bisa menjadi Menegermu. Meneger
seorang pelajar asal Indonesia sepertimu yang super duper bawelnya”.
Suasana
tawa kembali mengawali kisah perjalanan Alysia pada libur musim kali ini.
Kembali membuka lembar harian yang selalu setia menemani kemanapun perjalanan
yang ditempuh oleh Alysia,perlahan goresan pertama mulai tertuang.
*************************
“ Nenek,aku merindukanmu”. Peluk Tara pada sang Nenek.
Mereka barulah tiba dari perjalanan panjang selama dua jam yang ditempuh dari Seoul
menuju Nonsan. Kota kecil yang penuh dengan kejutan perayaan pada musim semi.
Tara
mengetahui bahwa Alysia sangat menyukai buah Strawberry,maka pada musim
perayaan kali ini Tara memberikan suasana berbeda pada Alysia. Sejak mereka
berkenalan pada satu tahun yang lalu dikarenakan peristiwa Strawberry pula
mereka mulai berteman dan menjalin persahabatan hingga kini.
“ Ayolah Alysia. Anggap saja ini rumahmu sendiri”. Tara mengajak
Alysia memasuki rumah Neneknya yang berukuran sederhana. Yang hanya di tempati
oleh sang Nenek seorang diri. Karena semua anak-anaknya termasuk kedua Orangtua
Tara telah tinggal di Busan, Kota industri terbesar di Korea Selatan.
“ Baiklah,aku sudah mulai menikmati liburan yang kamu
berikan ini Tara” jawab Alysia asal.
“ Nah bagus itu. Artinya kamu akan semakin menikmati
perjalanan musim semi kita kali ini”. Ujar Tara dan menuju dapur membantu Nenek
mempersiapkan makan mereka.
********************************
Kicauan
burung mulai terdengar oleh Alysia. Dengan sedikit terpaksa Ia membuka kedua
kelopak matanya yang dirasanya amat berat. Setelah selama enam jam menempuh
perjalanan dari Indonesia menggunakan pesawat kemudian dilanjutkan dua jam
perjalanan menuju Nonsan menggunakan bus, Alysia merasa seluruh tulangnya telah
luluh lantah dimakan perjalanan.
Melihat
kesamping tempat tidurnya,Tara tidak ada. Alysia berpikir Tara tentu telah bangun
dari pukul 05.00 tadi. Saat ini saja jam menunjukkan pukul 08.00 pagi. Sinaran
matahari yang sedikit tersipu malu pada musim semi mulai memasuki jendela kamar
tidur Alysia. Sehingga mau tidak mau Alysia pasti akan bangun. Namun kenapa Tara
tidak membangunkannya untuk bersama bekerja pada pagi hari di perkebunan Strawberry
milik Nenek Tara ini.
“ Kamu sudah bangun Sia. Bagaimana tidurmu ? nikmat
bukan. Cobalah kamu lihat Sia. Dataran tinggi ini,bunga-bunga Cherry yang dari
kejauhan terlihat indah bukan. Kamu pasti tak akan menemukan suasana seperti
ini di Jakarta Sia”. Ledek Tara pada Alysia.
“ Sudah Tara,kamu selalu mengatakan begitu pada Indonesiakan.
Namun setiap musim liburan kamu selalu memintaku membawakan makanan khas Indonesia
sebagai oleh-oleh untukmu bukan”. Balas Alysia.
“ Wah wah,jadi dirimu balas dendam padaku ya”. Jawab Tara
kemudian.
Tawa
di pagi haripun terhias dari kedua gadis ini. Nenek memperhatikan tingkah laku
cucu kesayangannya itu beserta temannya. Namun ternyata tak hanya Nenek yang
memperhatikan gelak tawa Alysia. Nun di balik mungilnya tumbuhan Strawberry ada
sepasang mata yang juga memperhatikan kedua gadis itu.
*****************************************************
“ Kamu akan membawaku kemana lagi hari ini Tara”. Tanya
Alysia pada Tara. Hari ini hari ketiga mereka berada di Kota Nonsan. Alysia
begitu menikmati liburan musim seminya pada kali ini. Setiap menelpon kedua
orangtuanya Alysia begitu bersemangat bahkan mengajak kedua orangtuanya untuk
berlibur kesini pula. Namun dikarenakan kesibukan mereka, Alysia dapat
memaklumi itu pasti jawabannya tidak untuk saat ini.
“ Baiklah Alysia,hari ini kita akan menikmati Festifal
Strawberry terbesar di Korea. Kurasa sudah cukup waktu kita untuk bercocok
tanam dan memperhatikan dan duduk bersantai di bawah pepohonan bunga Cherry.
Saat ini waktunya kita bersantai ria dengan pesta Strawberry”. Teriak Tara.
“ Wah kamu benar-benar membuatku seperti tergila akan Strawbbery
Tara. Lama-lama badanku akan seperti Strawberry karenamu ”. Ledek Alysia pada Tara.
“ Tidak apa,kamu akan terlihat semakin cantik Alysia.
Buah Strawberry bukannya bagus untuk kesehatan kulit”. Jawab Tara.
“ Sekarang kamu
lebih mengerti soal kecantikan Tara ?”
“ Aku sekarang lebih mengerti fashion dari pada dirimu
Alysia”. Ledek Tara kembali. Tawa kembali hadir diantara kedua gadis ini.
Ditengah keramaianpun tak membuat mereka untuk berhenti menghiaskan senyuman di
tengah Festival musim semi ini. Kembali dari kejauhan sepasang mata itu
memperhatikan setiap detail dari tawa yang terhias dari kedua bibir Alysia.
Ternyata Alysia menyadari selalu ada sepasang mata yang
memperhatikannya. Namun Ia tak menanggapi, Ia hanya berpikir itu hanyalah salah
satu pekerja Nenek yang sering berada di dapur rumah saat jam makan siang.
Nenek mengatakan bahwa Pria itu telah lama bekerja padanya sejak kedua Orangtua
Pria itu meninggal pada kecelakaan lalu lintas. Bila diperkirakan usia Pria itu
tak jauh berbeda dengannya,hanya saja Ia
saat ini tidak melanjutkan sekolahnya kembali. Pria itu pulalah yang
telah menyihir kehidupan Alysia sejak kedatangannya ke Kota Nonsan ini. Dalam tidur
Alysia hanya merasa Pria itu,merupakan sosok Pria lama yang pernah hadir dalam
hidupnya. Namun Alysia menepis semuanya masa lalu biarkan berlalu masa kinilah
yang harus ditatanya kembali.
Menikmati
suasana festival yang berlangsung meriah membuat Alysia melupakan segala
permasalahan yang dihadapinya. Menikmati beragam kreasi kue berbahan Strawberry,memetik
kembali Strawberry di perkebunan yang telah disediakan dan beragam stand yang
tersedia.
Waktu
terus berjalan, Alysia mengajak Tara memasuki strand kue tart yang menyediakan
jasa lukis wajah pada permukaan tart. Alysia ingat esok adalah hari terakhir Ia
berada di kota ini,karena Ia harus kembali ke Busan. Masih banyak pekerjaan
kampus yang telah menantinya di sana, Alysia ingin membawa oleh-oleh yang dapat
dinikmatinya setiba di Busan kelak. Sementara itu Tara asyik dengan
kesibukannya sendiri berfoto-foto bersama para boneka-boneka Strawberry di luar
sana.
“ Ada yang bisa kubantu Nona? “ Tanya pelayan stand
tersebut pada Alysia.
“ Maaf, anda penjaga stand ini? “ Alysia balik bertanya.
Ternyata Pria yang selama ini memperhatikannya tepat berada di depannya.
“ Ya,selain bekerja bersama nenek,aku juga pembuat kue.
Kuharap kamu bersedia menikmati tart buatanku Sia-shan” jawab Minho. Minho selain
bekerja di perkebunan Nenek juga menjadi seorang pembuat roti dan kue di salah
satu toko kue terkenal di Kota ini. Dan Pria ini pulalah yang telah memperhatikan
Alysia sejak lama. Bahkan Minho saja sudah memanggil Alysia dengan nama
akrabnya, Sia. Untuk saat ini hanya orang terdekatnya saja yang memanggil
Alysia dengan panggilan Sia.
“ Baiklah,aku akan mencicipi tart buatanmu. Tapi
sebelumnya bisakah aku memesan tart dengan bergambar wajahku,aku ingin membawa
oleh-oleh dari perayaan Strawberry Festival ini ke Busan”
“
Baiklah,aku akan menyiapkan tart yang
paling spesial untukmu,karena kamu tamu spesialku maka kuberikan gratis tart
kali ini.he,,Kamu akan kembali ke Busankah Sia-shan?” Tanya Minho .
“
Ya,aku tidak bisa berlama-lama di sini. Karena pekerjaan kampusku telah banyak
menanti di sana. Kuharap suatu waktu kau datang berkunjung ke Busan dan aku
akan membawamu mengelilingi seluruh Kota Busan” jawab Alysia.
“
Baiklah,aku ingin sekali. Namun aku tak berjanji Sia-shan. Kamu tahu bagaimana
sibuknya aku di perkebunankan ? ” jawab Minho kemudian.
Hingga
malam Alysia tetap bersama Minho di toko kue tersebut, sementara itu Tara menyadari
keakraban di antara Minho dan Alysia meninggalkan mereka dan menemui sang Nenek
di rumahnya.
Banyak
pengunjung yang hadir ke stand tart milik Minho,Alysia begitu menikmati
hari-harinya di stand itu. Malam harinya Alysia kembali kerumah Nenek bersama Minho,setelah
semua pelanggan telah sepi dan para pengunjung stand mulai berpulangan.
“ Sia-shan,coba kamu lihat guguran bunga Cherry
itu,apakah kamu menemukan suasana seperti ini di Indonesia? “ tanya Minho
menepis kesunyian saat mereka pulang.
“ Wah,andaikan saja pepohon Cherry ini ada di Indonesia,aku
tak akan kuliah sejauh ini Minho. Salah satu alasanku ingin kuliah di Korea karena
aku begitu mengagumi pohon Cherry ini. Indah di lihat dan hanya dapat ditemukan
keistimewaannya pada musim semi ini”. Jawab Alysia semangat. Ia begitu
menikmati suasana malam yang hadir di Kota ini.
Sepasang
mata yang selalu memeperhatikannya,kini ada tepat disampingnya. Senyuman yang
terukir dari kedua bibir Alysia senyuman yang selama inilah menghiasi hari-hari
Minho.
***************************
Kembali
mulai menggoreskan tinta indah ke dalam kisah harian yang selalu menghiasi
hari-hari Alysia. Goresan akan kebimbangan hati dan perasaan yang kini tengah dirasa
olehnya. Sejak kedatangannya kerumah Nenek Tara ini,tak jarang setiap bangun
tidur Alysia mendapatkan kiriman bunga yang tidak diketahuinya siapa
pengiriminya.
Hanya
saja kecurigaan hatinya tertuju pada Minho,Pria yang telah menyihir
hari-harinya selama ia berada di Kota Nonsan ini. Alysia mengenal Minho sebagai
salah satu pekerja Nenek di perkebunan,keuletannya dalam bekerja itulah salah
satu hal yang dikagumi oleh Alysia. Wajah Minho yang tampan dan kulitnya yang
kecoklatan membuat Alysia selalu terbayang akan wajah Pria itu.
“ Ya Tuhan,kenapa aku selalu terbayang akan wajah pria
itu, Terlalu lama terbayang paras
wajahnya. Sehingga dalam tidur kupun merasa selalu ada ia dalam hidupku.
Benarkah Pria itu yang selalu memperhatikanku. Membuat hati ini semakin
bertanya. Melalui goresan tangan ini kudapat mencurahkan bagaimana isi hatiku
ini”
**************************************************
“
Sia bisakah kamu bersiap-siap jangan terlalu lama seperti ini? Kita akan
ketinggalan bis” Ujar Tara.
“
Baik-baiklah,aku siap Tara. Kamu bisa bersabar sedikitkan. Aku membawa
oleh-oleh yang cukup banyak karena kurasa aku tak akan bisa kesini kembali pada musim semi selanjutnya”
“
Ya,ya. Aku mengerti. Apakah kamu tak ingin menemui Minho terlebih dulu?” Tanya
Tara. Namun yang ditanya hanya mengalihkan pembicaraan.
Perjalanan
panjang akan ditempuh kembali oleh Tara
dan Alysia. Namun rasa berat meninggalkan Nonsan masih terasa oleh Alysia.
Mereka baru akan melangkah menuju terminal bus yang akan menuju ke Busan,langkah
mereka terhenti.
“
Sia,lihatlah balon Strawberry itu. Kenapa bertuliskan namamu? “ Tara bertanya heran.
“
Kurasa kamu salah mengeja tulisan itu Tara”. Alysia mengelak
“
Aku serius Alysia”
Balon
Strawberry terlihat mengudara keatas. Balon yang cukup besar dengan berhiaskan
ukiran nama Alysia. Alysia semakin bertanya-tanya kejutan apa lagi yang Ia
terima kali ini. Tampak tepat di bawah balon itu Minho berdiri dengan pakaian Chef
pembuat kue yang membuatnya terlihat lebih tampan lagi dengan sekeranjang
Strawaberry merah ditangannya.
Alysia
membalas senyuman yang Minho berikan. Ia sendiri bingung apakah harus tersenyum
dan berlari memeluk Minho dan mengatakan bahwa Ia juga menyayangi Minho ataukah
Ia harus berlari pergi, Ia tak bisa memungkiri perasaan hatinya ini.
Minho
berjalan mendekati Alysia dan Tara mundur dari samping Alysia. Ia mengerti
peristiwa apa yang akan dialami oleh sahabatnya itu. Alysia dan Minhopun
tersenyum,mereka mencoba saling mengerti perasaan satu sama lain. Balon
Strawberry semakin tinggi mengudara,keranjang buah terjatuh dan merekapun berpelukan
dan senyum dalam satu makna.
“
Dangsin-eul salang Alysia-shan[3] ”
bisik Minho.
*Alhamdulillah salah satu kumpulan Antologi Cerpen AGP Publisising,saat ini proses pembukuan. dilarang mengcopy atau plagiat karya ini !*