Selasa, 14 Mei 2013



Oleh: Anisha Hakim
Terlalu lama terbayang paras wajahnya. Sehingga dalam tidurkupun merasa selalu ada ia dalam hidupku. Benarkah Pria itu yang selalu memperhatikanku. Membuat hati ini semakin bertanya. Melalui goresan tangan ini kudapat mencurahkan bagaimana isi hatiku ini.
                Dasi hwan-yeonghabnida[1] Alysia-chan[2]” teriak Tara dari kejauhan.
            “ Ya Tuhan,Tara. Bisakah kamu tidak mempermalukanku di muka umum seperti ini”. Jawab Alysia menarik Tara dari keramaian.
Suasana musim semi mulai terasa kembali di Negara besar seperti Korea Selatan saat ini. Alysia merasa ia barulah beberapa hari meninggalkan Negeri sejuta K-Pop ini namun saat kembali musim telah berganti. Untung saja sebelum terbang dari Indonesia Alysia telah memperhitungkan musim apakah yang tengah hadir di Kota besar ini.
            “Ayolah Sia,aku sudah tak sabar membawamu ke kota nenekku. Kuyakin kamu pasti menyukainya”. Ujar Tara mengejutkan lamunan Alysia saat mereka telah memasuki bus.
            “ Kamu ingin membawaku kemana Tara. Kau tahu saat kumenerima email darimu aku bingung harus mengatakan apa kepada kedua Orangtuaku. Aku telah berjanji pada mereka akan lama menghabiskan waktu liburan kali ini di Indonesia”. Jawab Alysia tetap memandang kearah kerumunan taman Kota.
            “ Sudahlah Sia-Shan kuyakin,kamu tak akan menyesal mengikuti rangkaian susunan jadwal yang telah kuatur ini”. Jawab Tara kembali berusaha menghadirkan tawa dibibir Alysia.
            “ Baiklah,ya ya. Aku akan mengikuti segala rangkaian idemu yang kurasa sangat berantakan ini”. Jawab Alysia asal.
            “ Wah kamu jangan meremehkan sahabatmu ini Alysia,kamu tahu aku kuliah pada jurusan Management agar aku bisa menjadi Menegermu. Meneger seorang pelajar asal Indonesia sepertimu yang super duper bawelnya”.
Suasana tawa kembali mengawali kisah perjalanan Alysia pada libur musim kali ini. Kembali membuka lembar harian yang selalu setia menemani kemanapun perjalanan yang ditempuh oleh Alysia,perlahan goresan pertama mulai tertuang.
*************************
            “ Nenek,aku merindukanmu”. Peluk Tara pada sang Nenek. Mereka barulah tiba dari perjalanan panjang selama dua jam yang ditempuh dari Seoul menuju Nonsan. Kota kecil yang penuh dengan kejutan perayaan pada musim semi.
Tara mengetahui bahwa Alysia sangat menyukai buah Strawberry,maka pada musim perayaan kali ini Tara memberikan suasana berbeda pada Alysia. Sejak mereka berkenalan pada satu tahun yang lalu dikarenakan peristiwa Strawberry pula mereka mulai berteman dan menjalin persahabatan hingga kini.
            “ Ayolah Alysia. Anggap saja ini rumahmu sendiri”. Tara mengajak Alysia memasuki rumah Neneknya yang berukuran sederhana. Yang hanya di tempati oleh sang Nenek seorang diri. Karena semua anak-anaknya termasuk kedua Orangtua Tara telah tinggal di Busan, Kota industri terbesar di Korea Selatan.
            “ Baiklah,aku sudah mulai menikmati liburan yang kamu berikan ini Tara” jawab Alysia asal.
            “ Nah bagus itu. Artinya kamu akan semakin menikmati perjalanan musim semi kita kali ini”. Ujar Tara dan menuju dapur membantu Nenek mempersiapkan makan mereka.
                                    ********************************
Kicauan burung mulai terdengar oleh Alysia. Dengan sedikit terpaksa Ia membuka kedua kelopak matanya yang dirasanya amat berat. Setelah selama enam jam menempuh perjalanan dari Indonesia menggunakan pesawat kemudian dilanjutkan dua jam perjalanan menuju Nonsan menggunakan bus, Alysia merasa seluruh tulangnya telah luluh lantah dimakan perjalanan.
Melihat kesamping tempat tidurnya,Tara tidak ada. Alysia berpikir Tara tentu telah bangun dari pukul 05.00 tadi. Saat ini saja jam menunjukkan pukul 08.00 pagi. Sinaran matahari yang sedikit tersipu malu pada musim semi mulai memasuki jendela kamar tidur Alysia. Sehingga mau tidak mau Alysia pasti akan bangun. Namun kenapa Tara tidak membangunkannya untuk bersama bekerja pada pagi hari di perkebunan Strawberry milik Nenek Tara ini.
            “ Kamu sudah bangun Sia. Bagaimana tidurmu ? nikmat bukan. Cobalah kamu lihat Sia. Dataran tinggi ini,bunga-bunga Cherry yang dari kejauhan terlihat indah bukan. Kamu pasti tak akan menemukan suasana seperti ini di Jakarta Sia”. Ledek Tara pada Alysia.
            “ Sudah Tara,kamu selalu mengatakan begitu pada Indonesiakan. Namun setiap musim liburan kamu selalu memintaku membawakan makanan khas Indonesia sebagai oleh-oleh untukmu bukan”. Balas Alysia.
            “ Wah wah,jadi dirimu balas dendam padaku ya”. Jawab Tara kemudian.
Tawa di pagi haripun terhias dari kedua gadis ini. Nenek memperhatikan tingkah laku cucu kesayangannya itu beserta temannya. Namun ternyata tak hanya Nenek yang memperhatikan gelak tawa Alysia. Nun di balik mungilnya tumbuhan Strawberry ada sepasang mata yang juga memperhatikan kedua gadis itu.
            *****************************************************
            “ Kamu akan membawaku kemana lagi hari ini Tara”. Tanya Alysia pada Tara. Hari ini hari ketiga mereka berada di Kota Nonsan. Alysia begitu menikmati liburan musim seminya pada kali ini. Setiap menelpon kedua orangtuanya Alysia begitu bersemangat bahkan mengajak kedua orangtuanya untuk berlibur kesini pula. Namun dikarenakan kesibukan mereka, Alysia dapat memaklumi itu pasti jawabannya tidak untuk saat ini.
            “ Baiklah Alysia,hari ini kita akan menikmati Festifal Strawberry terbesar di Korea. Kurasa sudah cukup waktu kita untuk bercocok tanam dan memperhatikan dan duduk bersantai di bawah pepohonan bunga Cherry. Saat ini waktunya kita bersantai ria dengan pesta Strawberry”. Teriak Tara.
            “ Wah kamu benar-benar membuatku seperti tergila akan Strawbbery Tara. Lama-lama badanku akan seperti Strawberry karenamu ”. Ledek Alysia pada Tara.
            “ Tidak apa,kamu akan terlihat semakin cantik Alysia. Buah Strawberry bukannya bagus untuk kesehatan kulit”.  Jawab Tara.
              Sekarang kamu lebih mengerti soal kecantikan Tara ?”
            “ Aku sekarang lebih mengerti fashion dari pada dirimu Alysia”. Ledek Tara kembali. Tawa kembali hadir diantara kedua gadis ini. Ditengah keramaianpun tak membuat mereka untuk berhenti menghiaskan senyuman di tengah Festival musim semi ini. Kembali dari kejauhan sepasang mata itu memperhatikan setiap detail dari tawa yang terhias dari kedua bibir Alysia.
            Ternyata Alysia menyadari selalu ada sepasang mata yang memperhatikannya. Namun Ia tak menanggapi, Ia hanya berpikir itu hanyalah salah satu pekerja Nenek yang sering berada di dapur rumah saat jam makan siang. Nenek mengatakan bahwa Pria itu telah lama bekerja padanya sejak kedua Orangtua Pria itu meninggal pada kecelakaan lalu lintas. Bila diperkirakan usia Pria itu tak jauh berbeda dengannya,hanya saja Ia  saat ini tidak melanjutkan sekolahnya kembali. Pria itu pulalah yang telah menyihir kehidupan Alysia sejak kedatangannya ke Kota Nonsan ini. Dalam tidur Alysia hanya merasa Pria itu,merupakan sosok Pria lama yang pernah hadir dalam hidupnya. Namun Alysia menepis semuanya masa lalu biarkan berlalu masa kinilah yang harus ditatanya kembali.
Menikmati suasana festival yang berlangsung meriah membuat Alysia melupakan segala permasalahan yang dihadapinya. Menikmati beragam kreasi kue berbahan Strawberry,memetik kembali Strawberry di perkebunan yang telah disediakan dan beragam stand yang tersedia.
Waktu terus berjalan, Alysia mengajak Tara memasuki strand kue tart yang menyediakan jasa lukis wajah pada permukaan tart. Alysia ingat esok adalah hari terakhir Ia berada di kota ini,karena Ia harus kembali ke Busan. Masih banyak pekerjaan kampus yang telah menantinya di sana, Alysia ingin membawa oleh-oleh yang dapat dinikmatinya setiba di Busan kelak. Sementara itu Tara asyik dengan kesibukannya sendiri berfoto-foto bersama para boneka-boneka Strawberry di luar sana.
            “ Ada yang bisa kubantu Nona? “ Tanya pelayan stand tersebut pada Alysia.
            “ Maaf, anda penjaga stand ini? “ Alysia balik bertanya. Ternyata Pria yang selama ini memperhatikannya tepat berada di depannya.
            “ Ya,selain bekerja bersama nenek,aku juga pembuat kue. Kuharap kamu bersedia menikmati tart buatanku Sia-shan” jawab Minho. Minho selain bekerja di perkebunan Nenek juga menjadi seorang pembuat roti dan kue di salah satu toko kue terkenal di Kota ini. Dan Pria ini pulalah yang telah memperhatikan Alysia sejak lama. Bahkan Minho saja sudah memanggil Alysia dengan nama akrabnya, Sia. Untuk saat ini hanya orang terdekatnya saja yang memanggil Alysia dengan panggilan Sia.
            “ Baiklah,aku akan mencicipi tart buatanmu. Tapi sebelumnya bisakah aku memesan tart dengan bergambar wajahku,aku ingin membawa oleh-oleh dari perayaan Strawberry Festival ini ke Busan”    
“ Baiklah,aku akan menyiapkan  tart yang paling spesial untukmu,karena kamu tamu spesialku maka kuberikan gratis tart kali ini.he,,Kamu akan kembali ke Busankah  Sia-shan?” Tanya Minho .
“ Ya,aku tidak bisa berlama-lama di sini. Karena pekerjaan kampusku telah banyak menanti di sana. Kuharap suatu waktu kau datang berkunjung ke Busan dan aku akan membawamu mengelilingi seluruh Kota Busan” jawab Alysia.
“ Baiklah,aku ingin sekali. Namun aku tak berjanji Sia-shan. Kamu tahu bagaimana sibuknya aku di perkebunankan ? ” jawab Minho kemudian.
Hingga malam Alysia tetap bersama Minho di toko kue tersebut, sementara itu Tara menyadari keakraban di antara Minho dan Alysia meninggalkan mereka dan menemui sang Nenek di rumahnya.
Banyak pengunjung yang hadir ke stand tart milik Minho,Alysia begitu menikmati hari-harinya di stand itu. Malam harinya Alysia kembali kerumah Nenek bersama Minho,setelah semua pelanggan telah sepi dan para pengunjung stand mulai berpulangan.
            “ Sia-shan,coba kamu lihat guguran bunga Cherry itu,apakah kamu menemukan suasana seperti ini di Indonesia? “ tanya Minho menepis kesunyian saat mereka pulang.
            “ Wah,andaikan saja pepohon Cherry ini ada di Indonesia,aku tak akan kuliah sejauh ini Minho. Salah satu alasanku ingin kuliah di Korea karena aku begitu mengagumi pohon Cherry ini. Indah di lihat dan hanya dapat ditemukan keistimewaannya pada musim semi ini”. Jawab Alysia semangat. Ia begitu menikmati suasana malam yang hadir di Kota ini.
Sepasang mata yang selalu memeperhatikannya,kini ada tepat disampingnya. Senyuman yang terukir dari kedua bibir Alysia senyuman yang selama inilah menghiasi hari-hari Minho.
                                                ***************************
Kembali mulai menggoreskan tinta indah ke dalam kisah harian yang selalu menghiasi hari-hari Alysia. Goresan akan kebimbangan hati dan perasaan yang kini tengah dirasa olehnya. Sejak kedatangannya kerumah Nenek Tara ini,tak jarang setiap bangun tidur Alysia mendapatkan kiriman bunga yang tidak diketahuinya siapa pengiriminya.
Hanya saja kecurigaan hatinya tertuju pada Minho,Pria yang telah menyihir hari-harinya selama ia berada di Kota Nonsan ini. Alysia mengenal Minho sebagai salah satu pekerja Nenek di perkebunan,keuletannya dalam bekerja itulah salah satu hal yang dikagumi oleh Alysia. Wajah Minho yang tampan dan kulitnya yang kecoklatan membuat Alysia selalu terbayang akan wajah Pria itu.
            “ Ya Tuhan,kenapa aku selalu terbayang akan wajah pria itu, Terlalu lama terbayang paras wajahnya. Sehingga dalam tidur kupun merasa selalu ada ia dalam hidupku. Benarkah Pria itu yang selalu memperhatikanku. Membuat hati ini semakin bertanya. Melalui goresan tangan ini kudapat mencurahkan bagaimana isi hatiku ini”
            **************************************************
“ Sia bisakah kamu bersiap-siap jangan terlalu lama seperti ini? Kita akan ketinggalan bis” Ujar Tara.
“ Baik-baiklah,aku siap Tara. Kamu bisa bersabar sedikitkan. Aku membawa oleh-oleh yang cukup banyak karena kurasa aku tak akan bisa  kesini kembali pada musim semi selanjutnya”
“ Ya,ya. Aku mengerti. Apakah kamu tak ingin menemui Minho terlebih dulu?” Tanya Tara. Namun yang ditanya hanya mengalihkan pembicaraan.
Perjalanan panjang  akan ditempuh kembali oleh Tara dan Alysia. Namun rasa berat meninggalkan Nonsan masih terasa oleh Alysia. Mereka baru akan melangkah menuju terminal bus yang akan menuju ke Busan,langkah mereka terhenti.
“ Sia,lihatlah balon Strawberry itu. Kenapa bertuliskan namamu? “ Tara  bertanya heran.
“ Kurasa kamu salah mengeja tulisan itu Tara”. Alysia mengelak
“ Aku serius Alysia”
Balon Strawberry terlihat mengudara keatas. Balon yang cukup besar dengan berhiaskan ukiran nama Alysia. Alysia semakin bertanya-tanya kejutan apa lagi yang Ia terima kali ini. Tampak tepat di bawah balon itu Minho berdiri dengan pakaian Chef pembuat kue yang membuatnya terlihat lebih tampan lagi dengan sekeranjang Strawaberry merah ditangannya.
Alysia membalas senyuman yang Minho berikan. Ia sendiri bingung apakah harus tersenyum dan berlari memeluk Minho dan mengatakan bahwa Ia juga menyayangi Minho ataukah Ia harus berlari pergi, Ia tak bisa memungkiri perasaan hatinya ini.
Minho berjalan mendekati Alysia dan Tara mundur dari samping Alysia. Ia mengerti peristiwa apa yang akan dialami oleh sahabatnya itu. Alysia dan Minhopun tersenyum,mereka mencoba saling mengerti perasaan satu sama lain. Balon Strawberry semakin tinggi mengudara,keranjang buah terjatuh dan merekapun berpelukan dan senyum dalam  satu makna.
Dangsin-eul salang Alysia-shan[3] ” bisik Minho.



*Alhamdulillah salah satu kumpulan Antologi Cerpen AGP Publisising,saat ini proses pembukuan. dilarang mengcopy atau plagiat karya ini !*









[1] Ucapan ‘selamat datang kembali’ dalam bahasa Korea
[2]. Panggilan sayang
[3] “ Aku mencintaimu”

Ceritanya Nisa . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates