Kobaran api makin lama semakin besar,kobaran yang berasal dari ban yang dibakar oleh demonstran di depan pintu gerbang kampus UIN Suska Riau. Sudah sedari pukul 17.00 WIB mereka memulai aksinya. Orasi,membakar ban,menyita truk muatan  sampai blokade jalan dilakukan oleh mahasiswa yang mengatas namakan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UIN Suska Riau.

“Turunkan BBM,.turunkan BBM” demonstran mulai bersorak dan berorasi di jalan H.R Soebrantas depan kampus UIN Suska Riau(18/11). Blokade jalanpun dimulai,sebuah tangki milik PT. Abdi Bina Karya Sembada di sandera,bahkan tak hanya disandera,demonstran mulai mencoret-coret tangki tersebut dengan kalimat “ Jokowi Pembunuh Rakyat” dan kalimat penolakan lainnya.

Satu jam berlalu,hari menunjukkan pukul 18.03 WIB dan pertanda azan magrib akan segera berkumandang. Demonstran tak juga meninggalkan aksinya, justru massa yang datang semakin banyak dan kemacetan arus lalu-lintas semakin panjang. Sejenak para demonstran mengistirahatkan aksi orasi mereka,satu persatu para demonstran bersiap melaksanakan shalat magrib berjamaah,bukan shalat berjamaah di masjid atau di lapangan terdekat. Justru mereka melaksanakan shalat magrib berjamaah di pinggir jalan depan gerbang kampus UIN Suska Riau.

Pemandangann yang tidak biasa bagi sebagian orang. Saat sebagian para demonstran melaksanakan shalat magrib berjamaah,sebagian demonstran lagi menjaga lokasi aksi orasi mereka dan diam sejenak tanpa adanya suara orasi dari massa. Kemudian waktu berselang,shalat magrib selesai dilaksanakan,merekapun mulai kembali dengan aksi orasi kenaikan BBM.

Kenaikan BBM yang diputuskan oleh presiden RI saat ini,Joko Widodo baru uuuberlangsung satu malam. Sejak diumumkan kenaikan BBM pada (17/11) di istana negara dengan hanya membutuhkan waktu 3 menit 28 detik,Jokowi telah membuat gempar seluruh Indonesia. Segala kalangan memiliki pendapat masing-masing. Ada yang setuju dengan kenaikan BBM ini dan ada pula yang tidak setuju,seperti kalangan mahasiswa yang tidak menyetujui kenaikan BBM ini.            

Hampir setiap presiden di Republik Indonesia pernah mengambil keputusan menaikkan BBM. Pemerintahan (presiden) telah menaikkan harga BBM sebanyak 28 kali dalam kurun waktu 41 tahun. Rata-rata setiap 1,5 tahun (18 bulan),pemerintah menaikkan harga BBM. Selama kurang setengah abad,pemerintah telah menaikkan harga BBM rata-rata 10.000 kali atau 1 juta % lebih mahal dari tahun 1965. Dari tujuh orang presiden RI hanya Habibie yang tidak pernah menaikkan harga BBM.

Para masa pemerintahan Presiden Soeharto,harga BBM mengalami beberapa kali kenaikan. Pada tahun 1991,Soeharto menaikkan BBM dari semula Rp.150 menjadi Rp.550 perliter. Dua tahun kemudian,pada 1993,Soeharto kembali menaikkan harga BBm menjadi Rp.700 per liter. Hingga akhirnya saat krisis ekonomi menghantam Indonesia,harga BBM menjadi Rp.1200 per liter pada 5 Mei 1998. 

Setelah rezim Soeharto berakhir dan digantikan dengan Habibie,tidak ada catatan mengenai kenaikan BBM. Hal ini cukup wajar mengingat masa kepemimpinan Habibie hanya berjalan 18 bulan. Selama masa kepmimpinannya,Habibie justru menurunkan harga  BBM dari Rp.1200 menjadi Rp. 1000 perliter.

Memasuki masa tahun 2000,tepatnya April 2000 dimana masa awal kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur,harga BBM diturunkan menjadi Rp. 600 perliter. Tidak berselang lama tepatnya Oktober 2000,harga BBM dinaikkan menjadi Rp. 1150 perliter . Hanya sekejap masyarakat Indonesia merasakan penurunan BBM kemudian yang terjadi harga BBM yang semakin naik. Akhirnya pada Juni 2011 Gus Dur kembali menaikkan harg aBBM menjadi Rp. 1.450 per liter.
Ketika menjadi Presiden Indonesia kelima,putri Bung Karno yakni Megawati Soekarno Putri juga mengambil kebijakan serupa. Pada Maret 2002,Megawati menaikkan harga BBM dari Rp. 1.450 menjadi Rp. 1.50 per liter. Akhirnya Mega kembali menaikkan harga BBM menjadi Rp 1.810 per liter diawal Januari 2013.

Setiap pemimipin memiliki catatan penaikan BBM yang beragam,begitu pula dengan pemimpin yang memiliki dua periode selama kepemimpinannya. Presiden Susiio Bambang Yudhoyono tercatat tiga kali menaikkan harga BBM dan tiga kali pula menurunkan harga bensin. SBY menaikkan harga BBM menjadi Rp 2.400 per liter pada Maret 2005. Kemudian SBY kembali menaikkan menjadi Rp 4.500 perliter pada Oktober 2005. Dan akhirnya kembali menaikkan harga BBM menjadi Rp 6.000 pada 23 Mei 2008. Dipenghujung 2008 atau masa menjelang pemilu 2009,SBY menurunkan harga BBM menjadi Rp 5.500 per liter. Harga BBM kembali turun menjadi Rp 5000 per liter oada 15 Desember 2008. SBY kembali menurunkan harga BBM menjadi Rp 4.500 perliter pada 15 Januari 2009.

Setahun menjelang akhir kepemimpinannya pemerintah SBY kembali menaikkan BBM menjadi Rp 6.500 per liter. Tepatnya pada 21 Juni 2013,SBY menaikkan kembali harga BBM. Dalam penjelasan mengenai kenaikan BBM,SBY menjelaskan alasannya mengambil kebijakan yang tidak populis ini karena tidak ingin membebani presiden periode berikutnya.

Langkah yang diambil presiden SBY tidak mejamin beban pemerintahan selanjutnya berkurang. Nyatanya,pemerintahan Jokowi-JK tersandera anggaran negara yang tak sehat karena tingginya dialokasi anggaran subsidi BBM. Akhirnya Jokowipun mengambil kebijakan sama seperti para pemimpin terdahulu,kebijakan nonpopulis. Menaikkan harga BBM,meski umur kepemimpinannya baru seumur jagung belum genap satu bulan berjalan.

“Harga BBM baru akan berlaku pukul 00.00 WIB terhitung sejak tanggal 18 November 2014” tegas Jokowi pada saat mengumumkan kenaikan harga BBM. Setelah kenaikan BBM yang diputuskan oleh Jokowi,pemerintah akan memberikan kompensasi pada masyarakat agar dapat digunakan untuk menjaga daya beli dan sekaligus meningkatkan ekonomi produktif.

Kenaikan BBM disetiap masa pemerintahan Indonesia selalu mendapat jawaban yang pro dan kontra,terkhusus dari mahasiswa di seluruh Indonesia. Dalam catatan kenaikan dan penurunan BBM di setiap kepemimpinan presiden,hanya 5 kali pemerintahan Indonesia menurunkan harga BBM. Pertama,pada tahun 1986,pemerintahan Soeharto menurunkan solar sebesar 17,4 %. Kedua,ketika kKRISMON tahun 1998,aksi demonstran mahasiswa menuntut Presiden Soeharto mencabut keppres 69 Tahun 1998 tentang kenaikan BBM dan lalu menerbitkan keppres Tahun 1998 untuk menurunkan kembali bensin,solar dan minyak tanah,masing-masing 16,7 %, 8,3 % dan 20 %.

Berbeda dengan masa kepemimpinan Soeharto yang menurunkan kembali harga BBM karena tuntutan mahasiswampada masa kepemimpinan Megawati menurunkan harga solar pada tahun 2003. Dan di masa pemerintahan SBY,harga bensin kembali diturunkan pada awal Desember 2008 setelah dinaikkan pada akhir Mei 2008.

Bila kenaikan BBM saat ini,mahasiswa bisa melakukan protes tidak setuju mereka dengan melakukan orasi dan demonstran. Berbeda dengan masa Rezim orde Baru. Presiden Soeharto telah menaikkan BBM 2000 x untuk premium,1832 x untuk solar dan 700 x untuk minyak tanah selama masa 32 tahun jabatannya. Seringnya menaikkan BBM oleh Soeharto tidak ada diikuti dengan protes massal. Hal ini dikarenakan 2 hal : rakyat takut berunjuk rasa kepada penguasa otoriter Soeharto dan kondisi perekonomian masyarakat masih relatif stabil. 

Pada kenaikan BBM masa Soeharto mahasiswa hanya dapat berdiam diri dan menahan diri untuk melakukan sikap protes,pada masa pemerintahan SBY,saat keputusan kenaikan BBM di keluarkan mahasiswa tidak dapat menahan diri lagi. Kenaikan BBM yang terjadi tahun 2009,membuat mahasiswa tidak bisa menahan diri lagi. Tercatat pada 27 Maret 2009 Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI) mengerahkan massa untuk aksi di depan Istana Negara. Massa merasa bahwa tindakan yang mereka ambil ini bukanlah tindakan anarkis terhadap penolakan BBM tetapi ini adalah bentuk memperbaiki sistem domokrasi Indonesia.

Setiap kenaikan BBM,aksi protes selalu terjadi. Namun,dalam setiap kenaikan BBM yang terjadi tidak pernah ada sejarahnya penurunan harga BBM karena aksi protes mahasiswa. Mahasiswa melakukan protes sebagai ungkapan ketidak setujuan mereka pada kebijakan yang pemerintah ambil. Setiap kebijakan yang peemerintah putuskan,tentu pemerintah telah memiliki alasan yang kuat dalam hal ini. Salah satu alasan pemerintahan menaikkan harga BBM dengan pertimbangan bahwa harga BBM akan dibahas dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional perubahan 2015. Untuk itu,saat ini adalah masa peralihan yang Jokowi persiapkan . selain itu,JK memiliki alasan tersendiri. JK mengatakan bahwa kenaikan BBM adalah untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Artinya dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang baik,maka rakyat akan sejahtera. Tidak ada cara lain selain menaikkan harga BB.

Menurut JK dengan menaikkan harga BBM,maka dapat merangsang dengan cepat perteumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu,jumlah penghematan negara atas kenaikan harga BBM dapat segera dialihkan ke pos pos produktif,seperti pertanian,pembangunan,kesehatan dan pedidikan. Seperti dilansir laman Detik (22/8/2014)

Masa Jokowi inilah kenaikan BBM yang terjadi sebelum genap usia pemerintahan satu bulan, jokowi langsung memberikan kejutan pada rakyat Indonesia dengan kenaikan BBM. Satu-satunya presiden dalam sejarah kepemimpinan dan sejarah dunia yang menaikkan harga BBM di saat harga minyak dunia sedang turun.

Saat pertimbangan pemerintah dengan menaikkan harga BBM,maka harga kebutuhan pokok ikut serta naik. Sikap manakah yang harus kita lakukan? Menyikapi dengan baik atau terus-terusan melakukan sikap protes terhadap kebijakan ? saat ini tanyakanlah pada diri anda masing-masing,sikap mana yang akan anda lakukan. (Lailanisa)