Rabu, 17 April 2013



Kehidupan itu keras,bung !

Tergambar jelas diraut wajah mungilmu
Teriknya pancaran ultra dari sang matahari
Perlahan mulai menipiskan semangat juangmu
Namun,kau tak akan semudah itu menghentikan
Langkah perjuanganmu disiang itu
Berhenti sejenak,sekedar menyeka peluh perjuanganmu di siang hari
Sepulang menuntut ilmu engkau tak berniat sedikitpun menghabiskan waktumu
Dengan hal yang tak berguna
Dalam fikirmu hanya dua hal
Pertama kau ingin menjadi penguasa ilmu
Kedua kau ingin berharta meski sedikit
Perjalanan panjangmu dilanjutkan
Tak mudah mencari malaikat penolong di terik siang hari
Suaramu,teriakanmu,
Kau pecahkan kesunyian siang itu dengan suaramu
Benda yang kau pikul tak membuat semangatmu luntur
Semakin berat benda yang kau pikul semakin kuat pula juangmu
Terbayang olehku bocah seusiamu menjadi penopang keluarga
Bagaimana beratnya bocah seusiamu menanggung ini semua,
Jika ku bisa meminta kuingin menjadi malaikat penolongmu di siang itu
Namun,sayang aku tak bisa
Karna kenyataannya aku bernasib sama denganmu
                                       

BENAR-BENAR CAHAYA ILMU

Mengawali langkah pertamaku dikehidupan baru ini
Aku yang tak mengerti makna kehidupan
Perlahan engkau berikan  cahaya
Cahaya yang kelak akan menuntunku ke jalan sang ilahi
Engkau memberi namun tak pernah mengarapkan kasih
Aku yang tak paham makna ini semua
Engkau berikan penjelasan  yang jelas
Bahwa kehidupan ini tak ada yang abadi
Dan entah mengapa setelah engkau berkata itu
Engkau yang pergi meninggalkanku
Aku masih akan haus ilmu
Engkau cahaya ilmu selama ini
Yang memberikanku penerangan baru
Namun aku tau
Tak ada yang perlu disesali
Tak ada yang perlu ditangisi
Engkau pergi meninggalkanku dengan sejuta harapan
Engkau berharap cahaya yang selama ini telah kau beri
Akan dapat dimanfaatkan
Kepergiaanmu merupakan suatu cobaan yang berat bagiku awalnya
Tapi aku percaya tuhan memiliki makna di balik ini semua
Tersimpan rapi didalam memoriku
Setiap kebersamaan yang engkau hadirkan
Selalu membekas indah di memori ini
Kepergianmu yang mengajarkanku akan makna kehidupan yang tak abadi
Bukanku saja yang merasa kehilanganmu
Alam jagat raya ini  juga merasakan sedih
Ku merasa hilanglah sudah cahaya ilmu dunia ini
Di saat mengiringi kepergianmu berusaha tegar itulah yang terlintas difikirku
Ribuan do’a yang mengiringi kepergianmu
Semoga engkau diberi tempat disisinya di sana
Guruku,engkau benar-benar cahaya ilmuku
                                    Lailanisa fadlilani


TERIMA KASIH

Belaian tanganmu ini belaian yang selalu kurindukan
Senyumanmu ini senyuman penumbuh semangatku
Do'amu ridho terbesar kesuksesanku
Setiap langkahku takkan berarti tanpa ridhomu
Sejauh apapun aku melangkah,aku berada
Engkau selalu ada dihati ini
     Saat pertama kulangkahkan kaki untuk menggapai kesuksesan
     Senyum bangga terlukis diwajahmu
     Namun saat aku kembali dengan membawa kesuksesan
     Kenapa tak kulihat lagi senyum hangatmu itu
     Dimana senyumanmu itu ibundaku,,,,
     Dimana pula dirimu wahai ibundaku,,,,
Dimana engkau wahai ibundaku,,,,,
Dimana,,,,
Kenapa engkau pergi meninggalkanku
Dan pergi jauh ketempat yang tak dapat kulihat untuk saat ini
Tidakkah engkau tau bahwa engkaulah harapan hidupku selama ini
Saat engkau pergi aku benar-benar merasa tak berdaya
Aku merasa semangatku telah terkubur bersamamu
     Namun,,,,
     Aku sadar aku bukanlah anak yang lemah
     Itu pesan yang selalu engkau katakan
     kini,,,,,
     Aku bangkit kembali menjadi yang terbaik
     Dan kupersembahkan untukmu ibu,,,
     Walau ini semua takkan cukup membalas segala pengorbananmu
Hanya inilah yang dapat kupersembahkan untukmu ibu,,
Do'aku takkan henti mengalir padamu ibu
Terima kasih karna engkau telah menjadikanku anak terbaik yang kau miliki
     Anisha Hakim



Ceritanya Nisa . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates