Minggu, 23 Juni 2013


Doc. Ceritanya Nisa
Bu,aku janji lusa sepulang dari Banyuwangi aku akan menghubungimu. Tunggu panggilanku ibuk,aku rindu suaramu. Pesan telah terkirim.
25 JULI 2010
Pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tempat ini kumerasa ada perasaan berbeda yang kurasakan. Memasuki dunia baru dalam kehidupanku,yang sebelumnya tak pernah terbayangkan olehku. Aku baru tiba di tempat ini tadi siang,namun aku merasa telah cukup akrab dengan suasana di sini. Bahkan ibu yang mengantarku ketempat ini tidak perlu berlama-lama menungguku. Jarak dari rumahku ketempat ini bukanlah dekat,beribu kilometer yang kutempuh dari tanah Sumatera Utara bersama ibu untuk perjalanan menuntu ilmuku di tanah Jawa.
Keputusanku ingin menuntut ilmu di Pondok Pesantren Syeh Al-Hasan,Jember bukanlah keputusan yang tiba-tiba. Telah lama gejolak dan hasrat ingin bersekolah di pesantren ini kusimpan dari kedua orangtuaku,hingga pada saat kelas 3 Sekolah Menegah Pertama kuungkapkan keinginanku untuk mondok di Pesantren ini. Khayalanku untuk dapat menuntut ilmu di Pesantren karena adanya seorang tokoh “Alif” dalam novel 5 Menara karangan A.Fuadi. Ia juga anak sumatera yang bersekolah di pulau Jawa sehingga menghantar kesuksesan berkuliah di luar negeri yang diterimanya. Aku harus bisa sepertinya,janji batinku.
 Meski awalnya bapak dan ibu tidak menyetujui keinginanku namun berkat keseriusan yang kutunjukkan,mereka mengizinkanku meski dengan sedikit berat hati. Awalnya keraguan menghampiri ibu untuk mengizinkanku,kuingat jelas bagaimana perbincangan bapak,ibuk dan aku diruang keluarga malam itu.
            “Nak, Jawa itu jauh kita belum pernah menempuh kesana. Apalagi kamu ingin mondok di Pesantren. Kenapa tidak Pesantren di daerah sini saja. Ibuk takut kamu jadi yang bukan-bukan di sana nak”. Pembicaraan ibu malam itu dengan logat bataknya yang khas.
            “Wah Bu,jangan berpikir jelek dulu. Aku kesana bukan untuk main-main buk,untuk menuntut ilmu. Insyaallah semoga hati dan pikiranku selalu dilindungi yang kuasa biar aku selalu dijalannya”. Jawabku pada ibu.
Bapak tak menggubris sedikitpun ketidak cocokan antara aku dan ibu malam itu. Terdiam cukup lama,segala keputusan ada ditangan bapak,sebagai kepala keluarga bapaklah yang berhak memutuskan diizinkan atau tidaknya aku bersekolah kepulau Jawa. Pulau Jawa, pulau yang selama ini hanya kuketahui dari internet dan pemberitaan yang mengangkat berita pulau Jawa. Beribu kilometer perjalanan menuju kesana belum pernah terbayangkan olehku bagaimana rasanya,namun aku tetap bertekad akan melanjutkan sekolahku di Pesantren.
            “ Baiklah Nak,bapak mengizinkanmu untuk melanjutkan sekolah ke Pesantren di Jawa. Yang terpenting,kuatkan selalu iman dan hatimu,kamu kesana untuk menuntut ilmu bukan untuk hal lainnya. Bapak tidak mau kamu justru menjadi jahat disana,kehidupan ini keras nak kita tidak akan pernah menyadarinya”. Tiba-tiba bapak berbicara panjang lebar. Mengizinkanku untuk mondok di Pesantren dan memberikanku nasihat yang akan selalu kuingat dan kupegang. Insyaallah pak,pesan bapak akan saya jaga baik-baik,janjiku.
           
Alwaqot lil naum,hayya ilal firos antum,ilal firos[1]” Suara pengurus organisasi mulai terdengar. Aku tersadar dari lamunanku,lamunan yang cukup panjang. Tuhan jagalah kedua orangtuaku,bimbinglah kami selalu dijalanmu. Do’aku pada malam pertama kalinya aku merasakan kehidupan di Pesantren ini.
19 JANUARI 2011
Hari ini genap,keberadaanku di Pesantren ini 5 bulan. Wah, perjalanan yang cukup jauh. Selama ini bapak belum bisa mengunjungiku,selain jarak tempuh yang jauh,biaya untuk menjengukku disini juga cukup besar. Aku tak ingin memberatkan bapak dan ibu,jadi dengan berkirim pesan atau sekedar berbicara ditelepon sudah cukup mengurangi rasa rinduku kepada mereka.
Tadi petang,kami mendapatkan sedikit penjelasan dari Ustad[2] Ahmad seputar kepemimpinan di Negara kita ini. Aku belum  paham benar mengenai pemaparan yang ia berikan. Selama ini aku kurang menyukai seputar dunia politik,namun bila berbicara mengenai kepemimpinan pada zaman rasulullah semangatku bertambah 100 persen. Ustad Ahmad mengatakan kepemimpinan kita saat ini telah berbeda jauh dengan masa Khulafaurasyidin[3] dahulu,pemimpin saat ini banyak yang hanya menjual nama dan mencari harta kekayaan sebanyaknya agar dapat dikenal rakyatnya. Entahlah aku belum mengerti benar mengenai dunia politik negara ini.
Tapi sudahlah,aku menuntut ilmu disini bukan untuk mengejar politik saja. Namun untuk mendapatkan ilmu dunia dan akhirat. 5 bulan keberadaanku di pesantren ini aku telah menghapalkan 10 Juz Al-qur’an,semoga hafalanku ini bisa menjadi bekal untukku kelak, Amin. Kututup kisah harianku malam ini,kegiatan esok  akan banyak lagi aku butuh tenaga yang lebih ekstra lagi untuk esok hari.
20 JULI 2011
Ilmu yang kuperoleh di Pesantren semakin banyak,hafalan yang kuamalkan juga sudah bertambah. Semoga ini benar-benar bisa menjadi bekal untukku kelak. Tiba-tiba aku rindu bapak dan ibu sedang apa mereka saat ini,sudah hampir seminggu aku belum menghubungi ibu. Baiklah sepertinya lusa aku harus segera menghubungi ibu agar kerinduanku ini dapat terobati. Sehabis ashar, Ustad Ahmad,asisten Kiai Hasan mengajakku berbicara diruangannya. Ia  langsung saja mengatakan ingin mengajakku untuk mengikutinya beberapa hari ke Banyuwangi. Karena ia ada kegiatan keagamaan disana.
            “ Akbar,saya tahu kamu adalah anak yang cerdas dan rajin. Kamu masih santri tingkat awal disini namun hapalan dan ilmumu sudah hampir sama dengan kakak tingkatmu di sini. Karena itu,saya ingin berkeinginan mengajakmu ikut bersamaku ke Banyuwangi,bagaimana kamu bersedia? ” kata Ustad Ahmad padaku.
Awalnya aku bingung,aku harus bagaimana. Kenapa hanya aku seorang. Bila kutanyakan pada Ustad Ahmad, Ia menjawab “karena kamu adalah santri pilihan pesantren ini”. Subhanallah,siapa yang tidak senang mendengar dirinya menjadi santri pilihan di Pesantren. Apalagi aku tergolong masih santri tingkat pertama.
Kuputuskan esok seusai pembelajaran kitab kuning dengannya aku akan memberikan jawaban perihal ajakannya padaku.
22 JULI 2011
Bismillah,pagi ini aku akan mengikuti Ustad Ahmad ke Banyuwangi. Pak Bu,do’ain semoga perjalananku lancar ya. Maaf aku belum bisa menghubungi untuk sekarang,seusai pulang dari Banyuwangi aku akan menghubungi. Janjiku yang kutulis di buku harianku ini. Semua perlengkapan telah kupersiapkan dan tak lupa buku ini akan selalu menemani hari-hariku selama perjalanan kesana. Ini menjadi pengalaman pertamaku untuk berwisata rohani dipulau Jawa ini.
Perjalanan dari Jember menuju ke Banyuwangi lebih kurang 100 kilometer telah tertempuh. Setiba di sana,aku hanya mengikuti kegiatan Ustad Hasan saja. Ini benar-benar pengalaman pertamaku mengikuti Ustad Ahmad selama perjalanannya. Bertugas sebagai asisten dan Potografer tak membuatku lelah mengikuti kegiatannya.
Dunia Potografer telah kukenal sejak aku masih di bangku Sekolah Menegah Pertama,setiba di Pesantren lagi-lagi bakatku semakin terasah. Aku benar-benar ingin menjadi seperti Alif,memiliki hobby Potografer yang sama hanya saja  mungkin kisahku dan kisahnya tak sama.
Bu,aku janji lusa sepulang dari Banyuwangi aku akan menghubungimu. Tunggu panggilanku ibuk,aku rindu suaramu. Pesan telah terkirim.
Akankah aku mampu mengakhiri kisah perjalananku ini dengan baik ? Entahlah hanya Tuhan yang tahu apakah esok aku masih dipertemukan dengan mentari pagi. Kuakhiri tulisanku malam ini,Bismika allahhumma ahya,wa bismika waamut.[4]
24 JULI 2011
Gelap malam masih membingkai tanah Sumatera Utara subuh itu,balutan mukena yang dikenakan ibuk menjadikan kenangan tersendiri bagi ibu. Ya mukena yang merupakan hadiah pemberian Akbar pada  ibu,saat ia menerima hadiah sebagai juara pertama lomba fotografer di kota Medan,Sumatera Utara.
Kerinduan yang memuncak sedang menghampiri ibu,telah lebih dari seminggu sang anak,Akbar belum menghubunginya. Kerinduan inilah yang dirasa oleh ibu. Keinginan untuk bersekolah di Jawa,membuat ibu merasa benar-benar merindukan sang anak yang selama ini selalu ada disisinya.
Usai solat subuh berjamaah bersama Bapak, sang suami dan kedua anaknya adik Akbar, ibu mengahampiri ruangan kamar sang anak pertama. Deretan hasil poto hasil sang anak,menghiasi dinding kamarnya. Entah mengapa rasa kerinduan benar-benar memuncak dirasa ibu.
“ Tuhan,aku tak pernah merasa serindu ini pada anakku,ada apa gerangan sebenarnya. Tenangkanlah hatiku”. Pinta batin ibu.
Alunan lagu “Asslamualaikum” Opick  dari handphone terdengar oleh ibu,batin ibuk senang akhirnya Akbar menghubunginya. Kemarin ibu menerima pesan dari sang anak bahwa hari ini ia akan menghubunginya sepulang dari berkunjung ke Banyuwangi.
“ Assalamualaikum” ucap ibu. Rasa kerinduan benar-benar dirasa ibu. Tak sabar lagi ia ingin mendengar suara sang anak.
Namun,yang ia terima bukanlah suara sang anak yang selama ini ia rindukan. Yang terdengar suara yang tak pernah didengarnya,tak akan pernah terdengarkan olehnya lagi suara sang anak. Tak akan ada lagi pesan yang akan diterima bila sang anak ingin menghubunginya,tak ada lagi hasil poto yang menghiasi rumah ini,membuat kerinduan ini semakin memuncak.
Ibu terduduk lemas menerima panggilan telepon dari seberang sana,nomor tak dikenal menghubunginya dan panggilan yang ibu terima mengatakan.
“ Maaf Bu,anak anda Akbar Siregar telah berpulang kerahmatullah” ucap suara dari seberang sana.

*Cerpen ini memilki perjuangan yang amat panjang. meski awalnya aku sedikit pesimis bahwa karyaku di cerpen kurang bagus dan tidak diminati oleh penerbit. tapi aku percaya aja,semua yang udah aku goreskan dengan tangan ini,pasti terdapat kekurangan dan kelebihannya. sebelumnya karya ini,tidak diterima oleh DivaPres,maka kukemas kembali dan lebih kuperbaiki,akhirnya karya ini dapat diterima di Xpresi Riaupos* 



[1] Sudah waktunya istirahat,silahkan menuju tempat tidur masing-masing ( BahasaArab)
[2] Sapaan guru
[3] Pemimpin pada zaman setelah rasul
[4] Dengan namamu ya Allah aku hidup,dan dengan namamu ya Allah aku mati.

3 komentar

tinggi imajenasinya..
kisah nyata ni sa ??

REPLY

Hahah,ada bg saidi :D
Trinspirasi pengalaman nyantri aja seh

REPLY
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Ceritanya Nisa . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates