Senin, 12 Agustus 2019






Sebagai mahasiswa pascasarjana Universitas Airlangga, salah satu syarat bisa mengikuti ujian tesis adalah sudah mempublish artikel ilmiah terindeks Scopus. Dan apa itu Scopus?? Baiklah, drama menjalani kehidupan sebagai mahasiswa pascasarjana masih berlanjut. Kali ini, aku akan menceritakan perjalanan menghasilkan artikel ilmiah yang terindeks Scopus.

Masa semester satu bukanlah masa untuk berleha-leha, dengan masa pendidikan dua tahun atau empat semester kita diminta untuk menyelesaikan semua materi perkuliahan, memiliki artikel ilmiah terindeks Scopus, dan menghasilkan tesis. Dari semester satu kita sudah diarahkan untuk menghasilkan artikel ilmiah yang bisa kita lanjutkan sebagai proposal penelitian tesis kita. Dan drama persiapan artikel ilmiah dimulai.

Di pendidikan pasca ini aku memutuskan untuk mengambil konsentrasi Corpotare Communication  yang bagiku ini adalah benar-benar ilmu baru. Kenapa ilmu baru? Saat pendidikan sarjana aku pernah mendaftar diri pada konsentrasi Public Relation namun apa ingin dikata aku terpilih pada konsentrasi Jurnalistik dengan alasan aku sudah menjadi wartawan kampus jadi kenapa harus memilih konsentrasi Public Relation (ini drama yang berusaha  untuk aku lupakan T_T

Corporate Communication yang dimiliki Media dan Komunikasi Unair memiliki ranah pembelajaran penelitian pada kehumasan, pemasaran, dan PR yang hal ini tak aku temukan pada saat pendidikan sarjana dulu. Jadi bahasa lainnya, aku berada di rumah baru yang aku harus lebih ekstra agar bisa sepemikiran dengan mahasiswa lainnya di kelas. Tapi ternyata tidak semudah itu ferguso, terkadang pemikiranku atau pola pikirku masih berada di ranah Study Media. Terbukti ketika pertama kali menyerahkan calon judul artikel ilmiahku, aku mendapatkan penolakan tapi secara halus kok. Bersyukur kaprodi pasca Media dan Komunikasi, Bu Santi memberikan aku kesempatan untuk memperbaiki judulku dan semakin pusing kepalaku ini. Terekam jelas saran yang disampaikan Bu Santi, carilah tema yang unik dan kamu tahu apa bedanya penelitian kamu dan penelitian lainnya.

Alhasil setelah bersemedi mulai dari di toilet, depan laptop berjam-jam dan nangkring di perpus dari terang hingga gelap aku melahirkan calon judulku yang harapanku tema ini akan aku lanjutkan hingga proposal tesisku. Ada alasan kesengajaan mengangkat nama daerah dalam artikelku ini namun tetap aku ikuti dengan data-data yang akurat kenapa aku memilih tema ini sebagai judul artikel ilmiahku. Akhirnya judulku acc dan petarungan menyelesaikan tulisan dimulai.



Jalan menuju Roma tidak akan semudah itu, dan begitulah artikelku yang tak kunjung selesai ketika tugas kampus menghampiri. Memang kelalaian ada pada diriku sendiri karena tidak mengatur time managementku dengan baik, dan H-3 pengumpulan artikel ilmiah tulisanku akhirnya selesai. Perasaanku bercampur aduk, antara yakin bahwa artikel ini sudah sesuai dengan yang distandarkan Scopus atau belum, apakah bahasa inggrisku baik-baik saja? Intinya semua perasaan bercampur aduk. Dan bismillah artikel submited.

Oh ya, satu hal yang ingin aku ceritakan. Prodi pasca Media dan Komunikasi menyelenggarakan Conference International sejak tiga tahun lalu yang bisa diikuti oleh mahasiswa Unair maupun mahasiswa atau tenaga pendidik non Unair. Dan tahun ini Media dan Komunikasi Unair menyelenggarakan Conference ketiga kalinya yang diberi nama IPCOMC, mengenai IPCOMC bisa di cek di laman ini >> Conference Unair

Lalu, apa itu Scopus?

Mengutip dari wikipedia, Scopus adalah pangkalan data pustaka yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik. Scopus mengandung kurang lebih 22.000 judul dari 5.000 penerbit, 20.000 di antaranya merupakan jurnal tertelaah sejawat di bidang sains, teknik, kedokteran, dan ilmu sosial (termasuk kesenian dan humaniora). Pangkalan data ini dimiliki oleh Elsevier dan tersedia secara daring dengan model berlangganan. Pencarian di Scopus juga mencakup pencarian pangkalan data paten[1]. Berikut lama website Scopus >> https://www.scopus.com/

Kebijakan masing-masing perguruan tinggi bisa saja berbeda, dan dalam hal ini Unair sendiri menjadikan Scopus sebagai standar indeks artikel ilmiah bagi mahasiswa pasca dan doktor. Meski sampai saat ini hatiku belum tenang karena masih harus menyelesaikan revisi hasil review paper, kemudian submit paper di Scopus dan aku berharap hasilnya sesuai dengan usaha yang sudah aku lakukan selama satu semester ini.

Jadi untuk para pejuang Scopus, tetap semangat!!!







Ceritanya Nisa . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates