Senin, 23 November 2020

(doc: pribadi)

Akhirnya Kota Gudeg terjelajahi. Memanfaatkan waktu yang tersisa menjelang kepulangan ke Pekanbaru, akhirnya kuputuskan untuk mengunjungi wilayah Taman Sari. Bersama rekan perjalananku, pukul sembilan pagi kami meninggalkan kostan, lokasi kami menginap semalam dan bergegas memulai perjalanan kami hari itu. Kami yang menginap di kawasan Wates, memilih menggunakan busway sebagai transportasi kami menuju kawasan Taman Sari. Hanya dengan membayar Rp.3.500 dengan menggunakan busway kami akan sampai di kawasan Taman Sari, dan rute perjalanan juga tidak rumit cukup berganti jurusan busway hanya satusekali. Saat memasuki halte Gramedia di kawasan Universitas Gadjah Mada kami turun dan berganti busway untuk jurusan Malioboro.

Lebih kurang satu jam perjalanan, akhirnya kami tiba di kawasan Malioboro. Kemudian kami memilih turun di halte Malioboro III yaitu halte pemberhentian busway yang terakhir sebelum akhirnya busway kembali ke rute semula. Keramaian kota Gudeg mulai terlihat, beragam jenis ras dan suku kami lihat. Dari yang pengunjung warga setempat, domestik seperti kami sampai pengunjung mancanegara semuanya terlihat di kawasan Malioboro ini.  

Tujuan utama kami adalah Taman sari, maka kami menepis nafsu belanja yang mulai menghampiri kami. Beruntung kami memiliki kenalan yang tentunya telah mengetahui wisata Taman Sari yang bersedia menemani kami mengelilingi kawasan Taman Sari. Dengan menggunakan becak sepeda carteran ( biaya Rp. 15.000/becak) yang dapat ditemukan di sekitar keraton Yogyakarta kami menuju wisata Taman Sari. Bila kita katakan saja pada para tukang becak tersebut kita ingin mengunjungi Taman sari,maka mereka akan mengantar kita mengunjungi taman sari dan menunggu perjalanan wisata kita di taman sari hingga selesai dan mengantarkan kita kembali ke Keraton Yogya.

Explore, dimulai…

(doc: pribadi)

Perjalanan Taman Sari dimulai, sebagai pengunjung wisata domestik maka kami membayar tiket Rp. 3.000/pengunjung. Bila membutuhkan tour guide maka dikenakan biaya Rp.10.000 hingga Rp. 20.000, namun karena kami telah membawa rekan yang mengetahui kawasan ini maka kami tidak menggunakan jasa tour guide. Kawasan Taman Sari ini dulunya adalah sebuah istana yang dikelilingi (segaran) danau buatan yang berdiri pada masa Pangeran Mangkubumi. Istana ini didirikan dengan maksud menghormati jasa para istri-istri Sultan yang telah membantu pada masa perperangan. Di tengah istana ini tedapat sebuah danau buatan yang dulunya merupakan tempat pemandian yang diperbolehkan hanya untuk Sultan dan keluarganya, yakni kolam pemandian Taman Sari. Kolam pemandian ini terdapat tiga bagian, yakni: Umbul Kawitan (kolam pemandian putri-putri raja), Umbul Pamuncar ( untuk para selir) dan Umbul Panguras  (untuk Raja).

Taman sari ini dikelilingi dengan tembok-tembok besar yang masih berdiri kokoh dan tetap menyimpan pesona keindahannya. Air kolam yang berwarna biru dan suara percikannya menambah keindahan wisata ini. setelah menikmati suasana di sekitar kolam tersebut kami melanjutkan ke bagian bangunan lainnya.

(doc: pribadi)

Setelah puas melihat Kawasan pemandian maka perjalanan selanjutnya adalah Pasanggrahan yakni sebuah gapura besar yang dominan dihiasi dengan ornamen bunga dan sayap burung ini menjadi pintu masuk bagi keluarga Sultan yang ingin memasuki kawasan Taman Sari. Namun, kami tidak memasuki gapura tesebut. Hanya berfoto sebentar didepan gapura besar tersebut kami lalu melanjutkan perjalanan kami ke Sumur Gumuling dan Gedung Kenongo. Melewati lorong-lorong penghubung antara Taman Sari dengan Keraton untuk menuju letak Sumur Gumuling tersebut. Lorong yang terlihat panjang dan lebar ini dulunya dimanfaatkan untuk berjaga-jaga apabila Keraton dalam keadaan genting. Tibalah kami di Sumur Gumuling, 

(doc: pribadi)

terdapat Masjid bawah tanah yakni tempat beribadah Raja dan keluarga. Lorong yang lebar ini membuat kita dapat mendengar dengan jelas percakapan pengunjung lainnya. Melanjutkan perjalanan menyusuri lorong untuk tiba di pusat Masjid. Sesampainya di tengah kawasan Masjid yang berupa tempat berbentuk persegi yang dikelilingi dengan lima anak tangga disekelilingnya. Keindahan dan keagungan semakin terasa saat kita tengadahkan kepala dan melihat betapa indahnya langit biru yang terlihat dari lokasi itu.

Dengan tujuan terakhir Gedung Kenongo yang terletak lebih tinggi dibanding bangunan lainnya. Melalui lokasi ini, kami dapat menyaksikan semua keindahan yang tersimpan di kawasan Taman Sari ini. Puas dengan kesegaran air, menikmati langit biru melalui Masjid Sultan dan menyusuri lorong-lorong panjang, kami mengakhiri perjalanan wisata di Taman Sari dengan berfoto di kawasan Gedung Kenongo. (Lailanisa)


Note: ini adalah tulisan yang sudah menjadi draft sedari tahun 2015 dan akhirnya publish di tahun 2020 :"), maka foto merupakan kumpulan dari beberapa kali perjalanan penulis ke Taman Sari 

Ceritanya Nisa . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates